Produksi Minyak RI Bisa Nambah 30.000 Barel, Ini Sumbernya

Minyak RI, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) – Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini akan ada tambahan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari (bph), yang berasal dari Wilayah Kerja (WK) atau Blok Cepu di Jawa Tengah. Menurut dia, tambahan produksi dari Blok Cepu tersebut rencananya akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, hingga kini pihaknya masih menunggu kepastian jadwal dari Presiden.

Minyak RI

Produksi Minyak RI Bisa Nambah 30.000 Barel, Ini Sumbernya

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sektor energi, terutama terkait produksi minyak yang terus menurun sementara konsumsi domestik meningkat pesat. Namun, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya keras untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Salah satu strategi yang tengah digalakkan adalah mengoptimalkan sumur-sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle. Langkah ini diyakini dapat menambah produksi hingga 30.000 barel per hari.

Menyikapi Penurunan Produksi Minyak

Pada puncaknya, produksi minyak Indonesia pernah mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari pada tahun 1996. Namun, sejak saat itu, produksi terus menurun hingga hanya sekitar 600.000 barel per hari pada tahun 2024. Sementara itu, konsumsi domestik minyak Indonesia mencapai sekitar 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari, yang berarti Indonesia kini menjadi net importir minyak dengan impor mencapai 1 juta barel per hari.

Potensi Sumur Idle untuk Meningkatkan Produksi

Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Indonesia memiliki sekitar 44.985 sumur minyak, dengan sekitar 16.990 di antaranya berstatus idle. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.495 sumur diperkirakan masih memiliki potensi hidrokarbon yang dapat dieksploitasi.

Jika masing-masing sumur idle yang masih produktif dapat menghasilkan rata-rata 30 barel per hari, maka total tambahan produksi dari sumur-sumur tersebut bisa mencapai 180.000 barel per hari. Namun, jika fokus hanya pada sekitar 6.000 sumur yang diperkirakan masih memiliki potensi hidrokarbon, maka tambahan produksi sekitar 30.000 barel per hari dapat tercapai.

Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR)

Untuk mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur yang ada, pemerintah mendorong penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan perolehan minyak dari sumur-sumur tua yang sudah mengalami penurunan produksi. Melalui metode EOR, diharapkan perolehan minyak dapat meningkat dari 30% menjadi 50% atau lebih. Salah satu contoh implementasi EOR adalah kerja sama antara Pertamina EP dan Sinopec untuk mengembangkan lima lapangan minyak, yaitu Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.

Kolaborasi dan Investasi untuk Meningkatkan Produksi

Selain teknologi, kolaborasi dengan pihak asing dan peningkatan investasi juga menjadi kunci untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing, seperti Sinopec dari China, untuk menerapkan teknologi EOR dan mengembangkan lapangan-lapangan minyak yang ada. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak secara signifikan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik minat investor di sektor hulu migas. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui skema gross split, di mana kontraktor dapat memperoleh bagi hasil hingga 75%-95%, yang lebih menguntungkan dibandingkan skema bagi hasil sebelumnya.

Target Produksi 1 Juta Barel per Hari pada 2028-2029

Pemerintah menargetkan produksi minyak Indonesia dapat mencapai antara 900.000 hingga 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan mempercepat pengembangan 300 sumur yang sudah dieksplorasi namun belum memiliki Rencana Pengembangan (POD), mengaktifkan kembali sumur-sumur idle, dan mengoptimalkan sumur-sumur yang ada melalui teknologi seperti EOR.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meskipun langkah-langkah yang diambil pemerintah menunjukkan prospek positif, tantangan besar masih harus dihadapi, terutama terkait dengan investasi dan regulasi. Proses perizinan yang rumit dan panjang menjadi hambatan utama bagi kontraktor dalam mengembangkan sumur-sumur minyak. Pemerintah berkomitmen untuk menyederhanakan proses perizinan dengan mengurangi jumlah izin yang diperlukan dari 320 menjadi 140 izin, serta memotong waktu proses perizinan untuk mempercepat pengembangan sumur-sumur minyak.

Kesimpulan

Mengoptimalkan sumur-sumur idle yang masih memiliki potensi hidrokarbon merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produksi minyak Indonesia. Dengan penerapan teknologi EOR, kolaborasi dengan pihak asing, dan peningkatan investasi, diharapkan produksi minyak nasional dapat meningkat secara signifikan. Namun, untuk mencapai target produksi 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029, diperlukan komitmen bersama dari semua pihak untuk mengatasi tantangan yang ada dan mewujudkan kemandirian energi nasional.

https://parsianforum.com/

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*